Friday, February 26, 2016

Jenis-jenis kopi

Jenis-Jenis Kopi
Anda pernah mendengar kopi Gayo? Atau kopi Toraja? Kintamani? Luwak? Ya, semuanya adalah kopi khas Indonesia yang sudah mendunia. Kopi-kopi tersebut memiliki aroma, rasa dan karateristik yang khas dari tiap daerah. Karena banyaknya Jenis-Jenis Kopi tiap daerah, oleh karena itu kopi dibuat dalam kategori yang lebih sederhana lagi sehingga penikmat kopi pun bisa membayangkan dahulu bagaimana rasanya.

Kopi secara umum dibagi menjadi 3 varietas, Arabica, Robusta, dan Liberica. langsung saja cekidot.

Arabica

Kopi Arabica
Kopi Arabica adalah kopi yang berasal dari hutan asli di dataran tinggi barat daya Ethiopia. Kopi ini adalah jenis kopi pertama yang dibudidayakan. Tanaman liar kopi ini dapat memiliki tinggi hingga 9-12 meter namun umumnya tanaman ini memiliki tinggi antara 2-3 meter. Tinggi yang terbaik adalah sekitar 1-,5 meter.

Kopi arabica akan tumbuh maksimal bila ditanam diketinggian 1000-2000 mdpl. Dengan curah hujan berkisar 1200-2000 mm per tahun. Suhu lingkungan paling cocok untuk tanaman ini berkisar 15-24oC. Tanaman ini tidak tahan pada temperatur yang mendekati beku dibawah 4oC.

Bila soal rasa kopi ini memiliki rasa yang lebih kaya dibandingkan robusta. Karakteristik kopi ini mempunyai rasa yang pahit dengan rasa keasaman yang tinggi. Namun, kadar kafeinnya 50% lebih sedikit daripada robusta sekitar 0,8-1,4%.

Sekitar 75-80% perdagangan kopi dunia memproduksi kopi arabica. Selain mendominasi pangsa pasar, saat ini kopi ini dihargai lebih tinggi hampir dua kali lipatnya dibanding robusta.

Robusta

Kopi Robusta
Kopi Robusta adalah kopi yang berasal dari sub-sahara Afrika Barat dan Tengah. Kopi ini dapat tumbuh di dataran rendah pada ketinggian sekitar 800 mdpl sehingga cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Suhu optimal pertumbuhan kopi robusta berkisar 24-30oC dengan curah hujan 2000-3000 mm per tahun.

Dalam hal budidaya pun kopi ini lebih mudah. Robusta kurang rentan terhadap hama dan penyakit sehingga membutuhkan jauh lebih sedikit herbisida dan pestisida dari arabica. Karena mudahnya menanam robusta membuat harga kopi ini lebih murah dari arabica.

Kopi robusta memiliki karakteristik rasa tersendiri, yaitu rasa asam kurang atau mungkin tidak ada rasa asam sama sekali dan kandungan kafein robusta lebih dari dua kali lipat arabika, yaitu berkisar 1,7-4%.

Aroma robusta tidak sekuat arabica, dengan tingkat kekentalan (body) sedang hingga berat dan citarasa pahit.

Liberica

Kopi Liberica
Kopi Liberica adalah kopi yang berasal dari wilayah Liberica, Afrika Barat. Kopi ini dibawa ke Indonesia pada abad ke-19 saat banyak tanaman kopi arabica saat itu terserang penyakit. Namun, sudah ditinggalkan oleh para petani kopi karena alasannya bobot biji kopi keringnya hanya 10% dari bobot kopi basah.

Mayoritas kopi ini banyak ditanam di Filipina. Indonesia pun memiliki prospek yang bagus untuk menanam kopi jenis ini karena belum banyak pasar kopi ini di dunia. Saat ini, kopi liberica mulai ditanam di wilayah Jambi dan Bengkulu.

Rasa kopi Liberica hampir sama dengan arabica. Yang unik, daun tanaman kopi ini mengandung kafein lebih banyak dari bijinya. Dari sisi harga, liberica juga lebih baik dari robusta sehingga budidaya kopi ini perlu dilakukan.

Nah, dari Jenis-Jenis Kopi di atas Anda suka yang mana?

Wednesday, February 24, 2016

Sejarah Kopi

Kopi memiliki sejarah yang sangat panjang mencakup hingga ribuan tahun. berawal dari pulau jauh di afrika hingga ke seluruh dunia, dari larangan untuk minum kopi hingga perdagangan di pasar global. Kopi kemudian terus berkembang hingga sekarang ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia.

Sejarah mencatat bahwa penemuan biji kopi sebagai minuman yang sangat berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Orang dari Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 850 Masehi. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja ketika penggembala bernama Khalid seorang dari Abyssinia, mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah memakan sejenis buah berry. Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunkan metode konvensional. Barulah beberapa ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Negara Arab dengan metode penyajian yang jauh lebih maju.

Bangsa Arab yang memiliki peradaban yang jauh lebih maju daripada bangsa Afrika pada saat itu, tidak hanya memasak biji kopi, tetapi juga direbus untuk diambil sarinya. Pada abad ke-13, umat Muslim banyak mengonsumsi minuman kopi ini agar ibadah tetap terjaga. Kepopuleran kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania dan Negara India. Pada masa ini, belum ada budidaya tanaman kopi di luar daerah Arab karena bangsa Arab selalu mengekspor biji kopi yang infertil (tidak subur) dengan cara memasak dan mengeringkannya (coffee bean) terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan budidaya tanaman kopi tidak memungkinkan. Barulah pada tahun sekitar 1600-an, seorang peziarah dari negara India bernama Baba Budan berhasil membawa biji kopi fertil keluar dari kota Mekah dan menumbuhkannya di berbagai daerah di luar Arab. Dan hingga kini tumbuhan kopi menyebar di seluruh pelosok dunia.

Venesia adalah kota perdagangan kopi di era awal masuknya kopi di Benua Eropa. Biji kopi dibawa masuk pertama kali ke Eropa secara resmi pada tahun 1615 oleh seorang saudagar dari kota Venesia. Ia mendapatkan pasokan biji kopi dari orang dari negara Turki. Namun saat itu, jumlahnya tidaklah mencukupi kebutuhan pasar, yang permintaannya sangat tinggi. Oleh kerena itu, bangsa di Eropa mulai membudidayakan tanaman kopi. Bangsa Belanda adalah salah satu negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakannya pada tahun 1616. Kemudian pada tahun 1690, biji kopi dibawa ke Pulau Jawa untuk dikultivasi secara besar-besaran. Pada saat itu, Indonesia masih merupakan negara jajahan Belanda. Pada sekitar tahun 1714-an, Raja Perancis Louis XIV menerima sumbangan pohon kopi dari bangsa Belanda sebagai pelengkap koleksinya di Kebun Botani Royal Paris, Jardin des Plantes. Pada saat yang sama, serorang angkatan laut bernama Gabriel Mathieu di Clieu ingin membawa sebagian dari pohon tersebut untuk dibawa ke Martinique. Akan tetapi, hal tersebut ditolak oleh Louis XIV dan sebagai balasannya, ia memimpin sejumlah pasukan untuk menyelinap masuk ke dalam Jardin des Plantes untuk mencuri tanaman kopi. Keberhasilan Gabriel Mathieu di Clieu membawa tanaman kopi ke Martinik merupakan suatu pencapaian yang sangat besar. Hal tersebut dikarenakan budidaya tanaman kopi di sana cukup baik. Hanya dalam kurun waktu 50 tahun, telah terdapat kurang lebih 18 juta pohon kopi dengan varietas yang beragam. Progeni inilah yang menjadi salah satu sumber dari kekayaan jenis kopi di dunia.

Pada tahun 1727, pemerintah Brasil berinisiatif untuk menurunkan harga pasaran kopi di daerahnya, karena pada saat itu kopi masih dijual dengan harga mahal dan hanya bisa dinikmati oleh kalangan elit yang kaya raya. Oleh karena itu, pemerintah Brasil mengirimkan agen khusus, Letnan Kolonel Francisco de Melo Palheta, untuk menyelinap masuk ke Perancis dan membawa pulang beberapa bibit kopi. Perkebunan kopi di Perancis memiliki penjagaan yang sangat ketat sehingga hal tersebut tidak memungkinkan. Palheta pun mencari jalan lain dengan cara mendekati istri gubernur. Sebagai hasil kerja kerasnya, ia membawa pulang sebuah buket berisi banyak bunga kopi yang diberikan oleh istri gubernur seusai jamuan makan malam. Dari pucuk-pucuk inilah bangsa Brasil berhasil membudidayakan kopi dalam skala yang sangat besar sehingga bisa dikonsumsi oleh semua orang.

Monday, February 15, 2016

Cara Menikmati Kopi Hitam

Cara Menikmati Kopi Hitam
Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ketiga di dunia. Tentu saja hal ini membuat kopi menjadi minuman yang mem-budaya di masyarakat. Jenis-Jenis Kopinya cukup banyak, dari bijih kopi yang pakai dihancurkan dulu kalau mau diminum sampai kopi instan yang tinggal di seduh. Cara penyajiannya juga beragam, dari yang pakai susu dan krim untuk menghilangkan rasa pahitnya sampai yang pakai sianida (not recommended)...hehe.

Hampir kebanyakan orang minum kopi instan yang bisa beli di warung. Karena banyak kelebihan tersendiri yang ditawarkan. Yang pertama, rasanya tidak sepahit kopi hitam. Kedua, praktis dan tinggal seduh. Ketiga, harganya lebih murah. Padahal sebenarnya kopi yang di tawarkan di pasaran tersebut adalah kopi dengan kualitas yang rendah. Dengan kata lain, banyak bahan tambahan lain yang digunakan sebagai penyedap rasa termasuk bahan-bahan kimia.

Tapi bukan berarti kopi instan tersebut tidak boleh di konsumsi, hanya saja kita tidak benar-benar bisa merasakan nikmatnya kopi yang sesungguhnya. Mungkin karena kebanyakan orang mengira kopi hitam memiliki rasa pahit yang sangat jadi lebih memilih kopi instan. Namun, menurut saya hal itu karena mereka tidak tahu cara menikmatinya.

Berikut saya akan mencoba berbagi Cara Menikmati Kopi Hitam. Cekidot.

Jangan Minum kopi Saat Perut Kosong

Kopi mengandung kafein yang bersifat dapat merangsang asam lambung. Kopi dapat melepaskan gastrin yang merupakan hormon pada perut untuk meningkatkan kerja motorik usus besar. Bila tidak ada asupan sama sekali di usus maka akan terjadi sakit perut. Oleh karena itu, biasakan makan cemilan atau apapun sebelum minum kopi.

Tetapi efek seperti pencahar pada kopi tersebut akan hilang seiring dengan rutinnya mengkonsumsi kopi.

Pilih Kopi Arabica

Pada umumnya, ada 2 jenis kopi yang dapat kita nikmati, yaitu robusta dan arabica. Kopi robusta memiliki rasa yang lebih pahit sementara arabica memiliki rasa yang sedikit asam. Apakah kalau asam berarti kafeinnya lebih tinggi? Tidak. Kafein memberi dampak rasa pahit pada kopi bukan rasa asam. Jadi, kopi arabica memiliki kadar kafein yang lebih rendah dibandingkan robusta.

Menggunakan Gula atau Tidak

Penikmat kopi kebanyakan lebih memilih kopi tanpa gula karena memang rasa pahitnya yang nikmat itu yang dicari. Hal ini karena gula merusak rasa asli pada kopi. Namun, untuk yang baru mulai minum kopi saya sarankan untuk mengurangi gulanya jika tidak ingin terkena diabetes dan sedikit demi sedikit minum kopi tanpa gula. Anda akan menemukan sensasi nikmatnya.

Jangan Seduh Kopi dengan Air Mendidih

Menikmati kopi dengan air panas tentunya akan lebih nikmat, seolah benar-benar ada energi yang masuk saat kita meminumnya. Tapi kebanyakan orang tidak tahu rasanya akan lebih berbeda saat kita seduh kopi dengan air mendidih dengan yang tidak. Perbedaannya pada rasa pahit dalam kopi.

Saat kita seduh kopi dengan air panas, kafein pada kopi akan larut dalam kopi sehingga ada efek rasa pahit. Semakin panas air yang digunakan maka semakin pahit rasanya karena semakin cepat kafein yang larut.

Oleh karena itu, kopi jangan diseduh dengan suhu air yang lebih dari 90 derajat celcius. Bahkan, menurut penikmat kopi suhu terbaik yang digunakan adalah sekitar 60o celcius.

Minumlah dengan Cara Diseruput Sedikit Demi Sedikit

Minuman kopi bukanlah minuman untuk pelepas dahaga. Kopi seperti minuman untuk menemani saat sedang santai ataupun kerja (begadang). Cobalah sebelum minum kopi cium aromanya terlebih dahulu, setelah itu baru di minum sedikit demi sedikit secara perlahan. Nikmaaaat. :-)

Waktu Yang Tepat untuk Minum Kopi

Waktu yang tepat biasanya pagi hari saat sebelum memulai aktivitas atau sore hari saat santai dengan teman atau keluarga. Saat malam hari pun tak jadi masalah. Sebagian orang yang sudah terbiasa minum kopi malah menjadikan kopi sebagai kebutuhan. Apalagi khusus perokok.

Jadikan waktu luang mu bersama teman dengan secangkir kopi akan terasa lebih menyenangkan.

Setelah membaca Cara Menikmati Kopi Hitam di atas, untuk tambahan silahkan baca juga 7 Cara Membuat Minuman Kopi Di Dunia.